Duel Kuliner Duo Anak Presiden Jokowi, Kombinasi Markobar vs Sang Pisang Bikin Ngiler

Jam : 01:18 | oleh -98 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Kedua putera Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep menunjukkan kekompakannya sebagai kakak-beradik dalam bisnis kuliner yang digelutinya.

Sebagai bukti kekompakan Gibran dan Kaesang, untuk pertama kalinya gerai Sang Pisang milik Kaesang menempel pada gerai Markobar milik Gibran di Cikini, Jakarta Pusat.

Gibran yang memulai usahanya sejak tahun 2015 lalu telah memiliki 33 cabang di seluruh Indonesia, lebih banyak dari milik Kaesang yang baru memiliki 10 cabang sejak tahun 2017.

Alasan kedua kakak-beradik ini menyatukan gerai mereka di Cikini adalah untuk efisiensi biaya. Jika Kaesang menyewa kontainer lagi untuk Sang Pisang, maka ia harus mengeluarkan biaya sekira Rp60 juta.

“Kalau ada dua warung di satu tempat kan bisa tambah ramai, kenapa enggak? Kaesang punya penggemar sendiri saya juga punya penggemar sendiri. Dapurnya juga masih cukuplah untuk dua brand makanya kita jadikan satu.” Kata Gibran Rakabuming saat konferensi pers di Jalan Raden Saleh No.39 Cikini Jakarta Pusat, pada Minggu (11/3).

Di depan awak media yang hadir, Kaesang dan Gibran menyatakan ‘perang kuliner’.

“Saya ingin mengalahkan kepopuleran Markobar,” kata Kaesang.

Gibran pun lantas membalas pernyataan Kaesang sambil tersenyum.

“Wajar, yang muda memang harus lebih sukses dari senior dan pendahulunya,” jawab Gibran yang langsung disambut tawa Kaesang.

Sekedar catatan kecil saja, keunggulan martabak Markobar adalah beragam taburan atau yang lebih dikenal dengan toping yang bisa dijumpai di seloyang martabak.

Tiap taburan, mewakili rasa yang berbeda. Tidak hanya taburan rasa yang umum ditemui di martabak konvensional seperti keju, meses. Tetapi juga rasa lain yang lebih kekinian seperti greentea, Nutella, Chuncky Bar, KitKat, Oreo, dan masih banyak lagi.

Untuk memboyong seloyang martabak kekinian ala Markobar pun cukup variatif. Mulai dari Rp 40-100 ribu per loyangnya. Harga setiap menu martabak pun tergantung dari kombinasi toping yang diinginkan.

Rupanya buah kreativitas Markobar mendapat sambutan positif dari masyarakat. Modifikasi martabak dengan beragam rasa yang sebelumnya tak ditemukan di seloyang martabak, rupanya mampu menarik minat masyarakat dari yang semula sekadar penasaran hingga menjadi pelanggan setia.

Terbukti, rata-rata setiap outlet Markobar bisa menjual hingga 50 loyang perhari dengan omzet hingga Rp 2-5 juta per hari untuk 1 outlet. (Inge Thirta/Dea/Deb),-