Cerita Jokowi soal Bandara Kertajati hingga Terima Kasih ke SBY

Jam : 06:32 | oleh -110 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (24/5/2018) telah meresmikan pengoperasian Bandara Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Majalengka, Jawa Barat. Jokowi menulis di akun media sosial, Instagram dan Facebook, tentang bandara yang juga dikenal dengan Bandara Kertajati itu.

Orang nomor satu di Indonesia ini menceritakan perjalanan pembangunan bandara baru nan megah di Jawa Barat ini, hingga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Melalui akun Instargam, Jokowi mengunggah dua kali mengenai Bandara Kertajati.

“Akhirnya Jawa Barat punya bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta. Tadi pesawat kepresidenan melakukan pendaratan perdana di Bandara Internasional Kertajati disambut seremoni water salute. Kini bandara sudah siap dimanfaatkan oleh masyarakat. Nantinya bandara akan diintegrasikan dengan Pelabuhan Patimban yang berjarak kurang lebih 40 kilometer. Semoga kehadiran bandara ini mendukung mobilitas masyarakat memberikan dampak perekonomian yang baik bagi Jawa Barat dan daerah sekitarnya,” tulis Jokowi, dikutip Sabtu (26/5/2018).

Di dalam postingan keduanya, Jokowi menyebut nama SBY dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Jokowi mengucapkan rasa terima kasih kepada keduanya karena sudah mencanangkan sejak lebih dari satu dekade.

“Alhamdulillah pendaratan pertama pesawat kepresidenan RI di Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat berjalan lancar. Doakan bandara ini sudah dapat melayani arus mudik Lebaran 2018. Kata Menhub kurang lebih tanggal 8 Juni 2018 juga sudah ada penerbangan komersial yang masuk. Saya ucapkan terima kasih pada Pak Susilo Bambang Yudhoyono, Pak Ahmad Haryawan dan jajarannya yang sudah mencanangkan sejak lebih dari satu dekade lalu. Beliau, keduanya menjadi bagian tidak terpisahkan terwujudnya bandara kebanggaran warga Jawa Barat,” tulis Jokowi.

Sedangkan di Facebook, Jokowi menceritakan perjalanan pembangunan Bandara Internasional Kertajati yang akan beroperasi secara komersial pada Juni 2018.

Dia menyebut, Bandara Kertajati adalah sebuah contoh kerja sama pembangunan infrastruktur yang bagus antara tiga pihak yang saling menguntungkan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta.

Perjalanan proyek Bandara Kertajati

Jokowi menjelaskan studi kelayakan bandara ini sudah selesai tahun 2003, lalu lokasi pertama ditetapkan tahun 2003 dengan janji pembiayaan sepenuhnya dari APBD Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi tujuh tahun terlewati tanpa kemajuan atau sembulan tahun sejak studi kelayakan selesai.

Lanjut dia, izin penetapan lokasi (penlok) yang lama pun hangus dan karena itulah perpanjangan izin penlok harus diulang 2012 dengan memasukkan ketentuan peran aktif pendanaan APBN.

“Praktis, pekerjaan pembangunan Bandara Kertajati baru dimulai tahun 2014. Demi percepatan pembangunannya, maka pada kurun waktu 2014-2019 Bandara Kertajati dimasukkan ke dalam rencana strategis nasional, bahkan tahun 2015 bandara ini menjadi salah satu program strategis nasional,” kata Jokowi di laman Facebooknya.

Jokowi juga menceritakan mengengai pembagian kerjanya, untuk pemerintah pusat membangun sisi udara seperti landas pacu sepanjang 2.500 meter dengan lebat 60 meter, taxiway paralel sepanjang 2.750 meter selebar 25 meter, appron serta jalan pendukung peralatan ground handling (ground support equipment), airfield lighting dan menara.

Landasan pacu ini akan diperpanjang hingga 3.200 meter sehingga bisa melayani operasional pesawat sipil terbesar di dunia seperti Airbus A380, Boeing B 747 maupun B 777.

Untuk pemerintah provinsi Jawa Barat membangun dari sisi darat bandara yakni terminal penumpang berukurang 92.000 meter persegi, yang bisa menampung 5,6 juta penumpang per tahun.

Begitulah, Bandara Kertajati tentu kita harapkan akan menghidupkan perekonomian kawasan sekitar. Selain untuk penumpang dan kargo, Bandara Kertajati juga akan menjadi embarkasi haji dan umroh untuk masyarakat Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. (det.c/Kris)