Jakarta, ToeNTAS.com,- Pembangunan Transit Oriented Development (TOD) di Stasion Tanjung Barat, Kel. Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan atas kerjasama antara PT. KAI dan Perumnas yang di kerjakan PT. Abipraya resahkan Warga setempat.
Keresahan tersebut diakibatkan Pelaksana proyek, PT. Abipraya diduga selaku pelaksana Proyek dalam penanganan RKL/RPL tidak sejalan dengan apa yang ditulis dalam dokumen yang ada.
Sehingga pengerjaan gedung yang dalam Izin membangun bangunan setinggi 23 dan 29 lantai mengganggu kenyamanan warga RT. 03, RT 04/RW 01, Kel. Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Demikian Warga yang berinisial Ic kepada Wartawan, Selasa (15/10) di rumahnya kawasan Lenteng Agung.
Ic didampingi beberapa rekannya menambahkan, bahwa pihaknya sangat kecewa, karena pihak PT. Abipraya tidak pernah memberikan informasi apakah air PDAM sudah mengalir untuk mensupplai air kepada proyek. Sejak awal Warga berkeberatan kalau proyek menggunakan air tanah yang pasti disedot dengan pompa air dalam, yang bisa mengakibatkan sumur-sumur warga kering pada musim kemarau.
Penggunaan mesin Pemancang Sheet pile, yang menggetarkan rumah-rumah warga di Komplek Pesona Agung sehingga genteng-genteng berjatuhan da nada plafon ambruk. Alhamdulilah mesin tersebut akhirnya diganti dengan pemancang cara lain.
Penanganan yang lambat dari pihak Abipraya dalam menangani kerusakan rumah warga tersebut sangat mengecewakan warga.
Jam Kerja proyek yang hampir selalu 24 jam, surara-suara mesin yang menderu-deru, suara para pekerja yang menjatuhkan pipa-pipa perancah atau cetakan-cetakan beton, suara pompa beton yang berdentum dentum pada malam hari, suara dari escavator atau mesin semacam itu yang sepertinya as nya sudah pada aus, suaranya berdetak detak keras saat beroperasi, dll, membuat warga tidak bisa istirahat dengan baik.
Padahal, kata Ic, bahwa Pada pertemuan terakhir pada minggu ketiga bulan Juli lalu, kami telah meminta kepada fihak Abipraya untuk menghentikan pekerjaan pada jam 19:00, akan tetapi hal mana tetap diabaikan.
Dalam kesempatan berbeda, sumber yang enggan ditulis namanya kepada Wartawan di Kantor Walikota Jakarta Selatan mengatakan, bahwa keresahan Warga Lenteng Agung telah mendapat reaksi Walikota Jakarta Selatan, Marulloh Matali, dan Walikota telah memerintahkan jajarannya, Camat, Lurah dan Kasat Pol PP untuk melakukan investigasi lapangan.
Sumber menambahkan, namun hingga beberapa hari ini belum ada reaksi nyata dari hasil kerja para jajarannya, sehingga pembangunan proyek TOD Stasion Tanjung Barat tersebut kendati sudah memasuki dini hari tetap mengerjakan proyeknya sehingga suara bising masih mengganggu Warga setempat. (kris/to)