Jakarta, ToeNTAS.com,- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi kediaman Ketua DPR Setya Novanto untuk dijemput paksa, namun tak bisa ditemui. Alih-alih ditemui KPK, Setya Novanto justru menampakkan diri usai kecelakaan mobil di kawasan Jl Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Tim KPK menyambangi kediaman Novanto di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/11) malam. Kedatangan tim KPK untuk melakukan penjemputan paksa itu dikawal oleh polisi.
Dalam periode 5 jam, ada sejumlah penyidik KPK yang keluar masuk rumah Novanto. Ada yang masuk membawa koper yang diduga peralatan penyidikan, ada juga yang keluar membawa tas ransel. Para penyidik ini tak memberi keterangan.
Namun, keberadaan tim KPK selama berjam-jam itu tak berhasil menemui Novanto. Tim KPK pun pulang tanpa membawa Novanto.
KPK kemudian menyatakan masih mencari Setya Novanto. KPK pun menerbitkan surat penangkapan atas Setya Novanto.
“Jadi yang baru diterbitkan surat perintah penangkapan atas SN,” kata jubir KPK Febri Diansyah kepada wartawan di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (16/11) pukul 00.30 WIB.
Keberadaan Novanto pun menjadi misterius. Polda Metro Jaya menyatakan siap membantu KPK untuk mencari Setnov.
“Apabila ada permintaan ya tentunya kami bantu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada wartawan, Kamis (16/11).
Argo mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan terhadap KPK dalam rangka penegakan hukum. “Prinsipnya untuk membantu dalam rangka proses penegakan hukum, kami siap membantu,” imbuh Argo.
Di tengah keberadaan Novanto yang masih simpang siur tersebut, sejumlah elite Golkar menyambangi gedung KPK. Mereka yakni Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar Ahmad Hafiz Zawawi.
Belakangan diketahui Ical diperiksa penyidik KPK sebagai saksi untuk tersangka Setya Novanto.
“Hari ini dilakukan pemeriksaan terhadap Aburizal Bakrie sebagai saksi untuk penyidikan dengan tersangka SN (Setya Novanto),” sebut Kabiro Humas KPK Febri Diansyah ketika dimintai konfirmasi, Kamis (16/11).
Tak hanya itu, keponakan Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, juga turut diperiksa sebagai saksi. Perkaranya sama yaitu korupsi proyek e-KTP dengan tersangka Novanto.
Selama itu pula keberadaan Novanto masih misterius. Status Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk Novanto pun dipertimbangkan oleh KPK.
“Saat ini, terkait dengan DPO (daftar pencarian orang) tim KPK masih membahasnya,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah, Kamis (16/11).
Febri menyebut KPK berharap Novanto memiliki itikad baik dengan menyerahkan diri. Terlepas dari itu, KPK juga mengingatkan pihak-pihak yang berusaha menyembunyikan Novanto dengan risiko pidana yaitu obstruction of justice.
Aluh-alih ditangkap oleh KPK, kehadiran Novanto di ruang publik justru mengejutkan. Novanto disebut mengalami kecelakaan di kawasan Jl Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Video mobil Toyota Fortuner warna hitam dengan nopol B 1732 ZLO, yang ditumpangi oleh Setya Novanto dalam kondisi ‘masih menempel’ tiang listrik viral dan tersebar di berbagai grup chating. Mobil tersebut terlihat remuk di bagian depan. Bumper nyaris copot dan ban sebelah kanan nyaris lepas dari velg.
Novanto pun dikabarkan langsung dilarikan ke RS Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Peristiwa kecelakaan dan keberadaan Novanto di rumah sakit dibenarkan oleh pengacaranya, Fredrich Yunadi. Dia menyebut Novanto mengalami luka parah di bagian kepala.
“Benjol besar kepalanya, tangannya berdarah semua,” ujar Fredrich di RS Permata Hijau, Jaksel, Kamis (16/11).
“Benjol seperti bakpao,” tambahnya.
Fredrich mengatakan, Novanto mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju stasiun televisi dan pertemuan dengan DPD I Golkar sebelum ke KPK. Saat kecelakaan, Fredrich langsung menuju RS untuk menemui kliennya.
“Saya ditelepon segera ketemu ke Metro TV, tapi di perjalanan kecelakaan, mobil itu hancur,” kata Fredrich
Hingga Jumat (17/11) dini hari, Novanto diketahui masih dirawat di Lantai 3 RS Medika Permata Hijau akibat kecelakaan tersebut. Tim KPK juga sudah menyambangi rumah sakit tersebut.
Namun KPK menyebut ada pihak yang tidak kooperatif ketika tim penyidik mendatangi RS Medika Permata Hijau. KPK pun berharap manajemen RS tidak mempersulit kinerja penyidik.
“Pihak manajemen RS kami harapkan tidak mempersulit kerja penyidik KPK di lokasi. Sejauh ini ada informasi yang kami terima pihak-pihak tertentu tidak koperatif,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah, Jumat (17/11). (det.c/febri)