Papua Masih Membara, Aksi Anarkis Berlanjut, Massa Bakar Fasilitas Umum

Jam : 14:36 | oleh -91 Dilihat

ToeNTAS.com,- Kondisi terkini kerusuhan di Jayapura, Papua, aksi anarkis masih berlanjut.

Kamis (29/8/2019), aksi anarkis yang dilakukan massa masih berlanjut di Jayapura, fasilitas umum dibakar.

Sempat membakar kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), massa kini juga membakar kantor Telkom, Kantor Pos, dan sebuah SPBU di sebelah kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Laporan wartawan dari Jayapura mengatakan saat ini massa mengarah ke kantor Gubernur Papua.

Sebelumnya, massa telah membakar kantor MRP pada Kamis siang.

“Informasi ada pembakaran di situ (Kantor MRP), cuma bagian mana saja yang dibakar kita belum tahu pastinya,” jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, saat dihubungi melalui telepon, Kamis.

Aksi protes kali ini diikuti ratusan orang yang berkumpul dari berbagai titik, yaitu Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura, serta perwakilan mahasiswa.

Sebelumnya, aksi anarkisme juga terjadi saat massa menggelar unjuk rasa di Expo Warna.

Sempat terjadi aksi lempar batu yang dilakukan massa pada aparat keamanan yang menyebabkan mobil dinas Dandim 1701/Jayapura rusak.

Dari pihak keamanan, sebanyak 500 personel gabungan TNI – Polri diturunkan untuk mengamankan situasi.

Akibatnya, aktivitas perekonimian di Jayapura dan warga setempat memilih berdiam diri di rumah.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa juga terjadi di Jayapura pada 19 Agustus 2019 lalu.

Kontak Senjata di Deiyai

Pada Rabu (28/8/2019), kontak senjata di Deiyai, Papua terjadi hingga menyebabkan seorang anggota TNI AD, Serda Rikson dari Kodam II Sriwijata, gugur terkena panah.

Unjuk rasa berujung kontak senjata diketahui terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai pada Rabu siang.

Mengutip Kompas.com, koordinator aksi, Yul Toa Motte mengatakan unjuk rasa dilakukan sebagai lanjutan aksi protes terhadap tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menyebutkan unjuk rasa dilakukan untuk meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.

Di sisi lain, Polri memastikan KKB terlibat dalam kontak senjata di Deiyai.

“Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB,” ujar Dedi.

Meski begitu, polisi mengatakan belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.

Polri pun mengimbau pada masyarakat agar tak terprovokasi.

“Terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan, dan tindakan anarkistis lainnya,” imbau Dedi, seperti dilansir Kompas.com.

Terkait kontak senjata di Deiyai, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengungkapkan ada upaya provokasi KKB.

“Ya memang ada. Jadi yang sering saya katakan, itu memang poros gerakan politiknya sedang masif.”

“Karena yang kemarin saya juga katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua,” jelas Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Moeldoko meminta aparat keamanan untuk tidak emosional menghadapi KKB, juga tak terpancing provokasi.

Dikutip dari wartawan, ia mengkhawatirkan jika sampai terpancing provokasi, tindakan menjadi tidak terkontrol.

“Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol.”

“Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuanya apa, agar kita melakukan tindakan.”

“Apalagi TNI-Polri, itu sungguh sangat diharapkan. Ada korban baru (berita) digulirkan itu,” tutur Moeldoko. (kom.c/DS/Nge)