Lezatnya Se’i, Sensasi Daging Asap ala NTT

Jam : 06:30 | oleh -324 Dilihat
se'i sapi
se'i sapi

Jakarta, ToeNTAS.com,- Aroma daging asap yang dipadukan dengan sambal pedas menggoda para penikmat kuliner. Makanan ini terkenal dengan nama se’i sapi.

Se’i sapi merupakan makanan khas Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tengah populer beberapa waktu terakhir. Banyak orang rela mengantre demi mendapatkan sepiring daging asap yang menggiurkan ini.

Tak perlu jauh-jauh ke Kupang atau ke Bandung, kota yang disebut mempopulerkan hidangan se’i sapi. Kini rumah makan khusus se’i sapi mulai bermunculan satu per satu di banyak kota. Se’i sapi disajikan dengan berbagai pilihan sambal.

Di Jakarta, salah satu kedai se’i sapi yang bisa dinikmati terletak di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Warung makan yang bernama Daging Asap Sambal itu menawarkan se’i sapi, se’i sapi tanpa lemak, se’i lidah, dan se’i ayam dengan pilihan lima sambal. Ada pilihan sambal matah, sambal rica, sambal ijo, lada hitam, dan tentunya sambal khas dari NTT yakni sambal lu’at.

Tersedia empat ukuran daging yang bisa dipesan yakni small, regular, dan large masing-masing dengan satu sambal. Ada pula ukuran platter yang akan mendapatkan tiga sambal sekaligus, pas dinikmati untuk 3-4 orang.

Saya memilih ukuran platter karena langsung mendapatkan tiga sambal dengan harga yang lebih murah. Satu platter daging sapi dihargai Rp105 ribu, sedangkan ukuran large Rp46 ribu.

Tiga sambal yang saya coba adalah sambal lu’at, matah, dan rica. Se’i lidah sambal rica dan se’i ayam sambal ijo. Sayang, saat saya datang sambal lada hitam sedang tak tersedia. Setiap pemesanan daging asap bakal mendapatkan sayur singkong dan kuah kaldu.

Aroma daging asap yang semerbak ditambah racikan sambal yang menggoda membuat saya tak sabar menyantap.

Saya langsung mencoba daging asap sambal lu’at. Daging asap terasa lembut meski terdapat beberapa lemak.

Awalnya daging diiris tipis selebar 2-3 cm. Daging lalu diproses melalui dua kali pemasakan.

“Ada dua kali pemasakan, pertama di marinasi 2,5 jam lalu diasap,” kata salah seorang pelayan yang mengantar pesanan saya siang itu.

Daging dimarinasi atau direndam dengan sejumlah bumbu. Proses ini bertujuan untuk melunakkan serat daging. Setelah itu daging dapat langsung lalu diasap dari pembakaran  kayu kosambi hingga matang dan kering sekitar 15-30 menit. Proses pengasapan ini membuat aroma daging kian semerbak.

Selain daging yang lembut, kenikmatan se’i sapi terletak pada aneka sambal. Sambal lu’at diracik dengan mencampur cabai beserta tomat  dan daun kemangi, dan juga kulit jeruk. Hasilnya, rasa pedas yang segar langsung terasa di dalam mulut. Perpaduan yang pas dengan sepiring nasi panas.

Sedangkan sambal rica lebih menonjolkan pedas yang panas dan membuat ketagihan. Sambal ini cocok bagi penikmat pedas sejati. Sambal rica merupakan sambal yang paling pedas dibandingkan sambal lain yang membuat saya berkeringat saat memakannya.

Pada sambal matah, rasa yang menonjol adalah rasa bawang segar. Rasa daging akan lebih mencuat ketika memakan dengan sambal matah.

Rasa se’i lidah juga tak kalah menggiurkan karena sedikit lebih alot. Sedangkan se’i ayam terasa lebih lembut. Proses pengasapan juga membuat ayam beraroma. Campuran dengan sambal ijo yang pedas semakin memperkaya rasa.

Sayangnya, saya kebagian daun singkong yang sudah tua sehingga rasanya sedikit pahit. Kuah kaldu yang dihidangkan juga pas untuk menambah rasa agar makanan tak terlalu kering. Rasa kuah ini seperti kuah kaldu bakso pada umumnya.

Santapan saya ditutup dengan es krim alpukat yang dijadikan sebagai penutup di restoran itu.(cnn.i/s)