Resto Idaman Vegan di Bandung

Jam : 09:17 | oleh -147 Dilihat
restaurant Vegan di Bandung
restaurant Vegan di Bandung

Bandung, ToeNTAS.com,- Kehidupan Tidak Pernah Berakhir. Mungkin orang akan berpikir jika itu adalah kutipan kalimat motivasi. Anda salah besar jika berpikir demikian. Sebab, ‘Kehidupan Tidak Pernah Berakhir’ bukan sebuah kutipan, melainkan nama sebuah restoran di Kota Bandung.

Kehidupan Tidak Pernah Berakhir adalah restoran yang berada di Jalan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Namanya yang unik selaras dengan konsep dan menu makanan yang disajikan restoran ini.

Ini merupakan restoran khusus untuk mereka yang merupakan seorang vegan, sebuah gaya hidup yang menghindari semua bentuk eksploitasi terhadap hewan untuk dijadikan makanan atau minuman. Itu berarti, dapat dipastikan jika tidak ada unsur hewani dalam setiap menu yang disajikan di restoran ini.

Tiba di restoran Kehidupan Tidak Pernah Berakhir, kita akan disambut dengan beragam tulisan yang dipasang di dinding restoran. Tulisan itu merepresentasikan tentang filosofi akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.

Selain tulisan pada dinding, belasan televisi juga dijejerkan di sebuah lorong begitu kita memasuki restoran ini. Layar televisi itu menampilkan tayangan video yang menerangkan tentang korelasi antara penyakit dan makanan yang biasa dikonsumsi oleh manusia.

“Restoran dibuka 2012, didirikan untuk memberikan orang supaya bisa ada pola makan sehat dari tumbuhan, kita sebut vegan, makanan yang berasal dari tumbuhan tanpa unsur hewani seperti daging, telor, susu termasuk madu, kita tidak pakai disini,” ucap Adrea Suwandi, Manajer Operasional Kehidupan Tidak Pernah Berakhir saat berbincang dengan Wartawan, Sabtu (22/7/2023).

“Kita buat ini dengan misi bukan hanya jual makanan tapi juga memberikan edukasi atau informasi buat tamu yang makan disini sambil melihat tv mengenai pola makan sehat dan manfaat tumbuhan. Makanya disediakan 13 tv disini,” imbuh dia.

Andrea mengungkapkan, disediakannya televisi hingga tulisan mengenai pentingnya pola makan sehat hingga dampak buruk mengonsumsi daging adalah tujuan tempat makan ini. Menurutnya manusia bisa ‘tertular’ hormon stres jika memakan daging.

“Kita juga buat semacam tulisan-tulisan yang bisa membuat orang semakin sadar bahwa produk dari hewani itu biasanya akan menimbulkan hormon stres setelah disembelih. Dimakan manusia daging dan turunannya itu, jadi yang makan itu bisa emosi, stres dan mentalnya berubah,” jelasnya.

Dia juga menerangkan maksud dari penamaan Kehidupan Tidak Pernah Berakhir. Menurutnya kalimat tersebut merupakan perumpamaan tentang kehidupan manusia yang saling berkesinambungan.

“Untuk berkesinambungan karena makanannya yang berkesinambungan, jadi itu artinya luas bisa musyawarah, bisa motivasi dan memberikan dorongan,” ucapnya.

Adapun restoran di Kehidupan Tidak Pernah Berakhir ini menyediakan banyak sekali menu makanan sehat yang semuanya berasal dari sayuran, buah dan tumbuh-tumbuhan tanpa kandungan hewani.

Meski begitu, restoran ini juga menyediakan menu ‘daging’. Tentunya daging yang dimaksud adalah menu olahan dari tumbuhan yang dibentuk menyerupai menu makanan berbahan daging seperti sate.

“Menu utama kita menu nasi 4 sayur dengan 35 macam pilihan menu, termasuk ada menu ala carte. Ada juga menu olahan seperti daging dari tekstur kedelai yang dipadatkan dan jamur,” ujar Andrea.

Restoran Kehidupan Tidak Pernah Berakhir ini selalu ramai pengunjung. Dalam sehari 450 hingga 600 orang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri datang untuk menyantap menu makanan sehat di tempat ini.

“Setelah COVID-19 tidak ada pembatasan itu banyak turis dari luar negeri, dari Inggris, Amerika, Jerman, Australia, Singapura, mereka ke sini. Mereka tentunya yang vegan. Sehari pengunjung weekday 450-600 orang, weekend bisa 1000an dari berbagai daerah,” pungkasnya. (d.c/Indah)