Tim Elang Polrestabes Semarang Temukan Tiga Butir Pil Kuning di Saku Jaket Pemuda Ini

Jam : 00:57 | oleh -186 Dilihat

Semarang, ToeNTAS.com,- Tiga anak muda yang melintas di Jalan Sarwo Edi Wibowo, Plamongan Sari, Pedurungan, Jumat (6/10/2017) dini hari, ditangkap Tim Elang Polrestabes Semarang.

Mereka terdiri atas dua pria dan satu wanita.

Penangkapan itu disebabkan ketiganya mengendarai motor secara ugal-ugalan di jalan.

Selain itu, mereka berboncengan motor tiga orang.

“Kalian naik motor ugal-ugalan, hampir tertabrak truk. Kenapa kalian lari? Keluarkan identitas dan barang-barang!” seru seorang personel Elang.

Tiga orang tersebut diperiksa terpisah.

Dalam pemeriksaan, anggota Tim Elang menemukan tiga butir pil warna kuning di dalam saku jaket pria bernama Bram Oktavian.

“Apa ini? Kamu ngepil? Ini pil apa?” tanya personel Elang kepada Bram.

Bram sempat menyangkal kepemilikan tiga pil itu.

“Itu bukan punya saya, Pak. Kok, bisa ada di jaket saya?” balas Bram.

Para personel Tim Elang pun murka seketika mendengar sanggahan Bram.

“Kamu jangan bohong! Masih menyangkal lagi. Ini ada di dalam jaketmu. Sekarang lepas bajumu!” perintah personel Elang sembari memepetkan tubuh Bram ke pintu ruko sekitar.

Lima menit diinterogasi, Bram mengaku tiga pil itu didapat dari seorang teman yang tak dikenalnya.

“Saya dapat dari teman yang biasa nonton bola bareng. Dapatnya di Simpanglima. Itu pil yang buat pusing-pusing, koplo,” beber Bram.

Polisi tak langsung percaya.

Warga Tlogosari itu dikeler ke Mapolrestabes guna penyelidikan lebih lanjut.

Tak hanya soal pil, polisi mencurigai dua teman Bram bernama Umi dan Dajang.

Ada keanehan antara Bram, Dajang, dan Umi.

“Mereka tak saling kenal. Intinya, Bram dan Dajang ketemu Umi di jalan. Katanya si Umi itu tersesat, tak bisa pulang. Lalu dua pria itu berniat mengantar ke kos Umi,” kata kepala Tim Elang, AKP Hadi.

Tak diketemukan benda-benda terlarang saat Umi dan Dajang diperiksa.

“Saya salah, Pak. Tidak pakai helm, motor tanpa pelat nomor, tanpa spion, dan ngebut di jalan,” kata Dajang, warga Jalan Gajah, Semarang.

Adapun Umi beralasan tersesat di Semarang.

Perempuan asal Purwodadi itu mengaku nyasar kala mencari pekerjaan di kawasan Medoho.

“Saya ditolong Masnya itu (Bram). Dia kan parkir, lalu menawari untuk mengantar. Kebetulan sudah tak ada angkot,” jelas Umi.

Umi dan Dajang selanjutnya diperbolehkan pulang. (trib n.c/kumala)