Jakarta, ToeNTAS.com,- Foto dua bocah yang tidur berselimut plastik di dalam ATM BNI di Pom Bensin Galur, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Kedua bocah itu diketahui anak dari pengamen dan tukang parkir yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi ATM tersebut.
Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat telah menelusuri keberadaan kedua anak itu ke ATM yang dimaksud. Saat petugas mendatangi lokasi, kedua ada anak tersebut sudah ‘menghilang’ dari dalam ATM.
“Satgas Posko Rawasari telah melakukan Tindak Langsung (TL) keberadaan dua anak yang sedang tidur di ATM itu. Namun saat itu target nihil,” ungkap Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Susan Budi Susilowati dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (15/10/2017).
Foto kedua anak itu dilaporkan warga melalui akun Twitter @DinsosDKI1 yang mengkhawatirkan kondisi kedua anak itu. Petugas bertindak cepat dengan mendatangi lokasi dan menelusuri kedua bocah tersebut.
“Karena tidak ditemukan di lokasi, sehingga petugas mencari identitas kedua bocah itu kepada warga sekitar,” imbuhnya.
Dari hasil penelusuran, ternyata kedua bocah itu tinggal di Kota Paris RT 01 RW 06 Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Kedua bocah bernama Gusti (4) dan Fitri (7) ternyata bukan kakak beradik seperti yang disebutkan di media sosial.
Kedua anak itu diketahui masih memiliki kedua orang tua yang tinggal mengontrak di sekitar Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat.
“Anak yang satu bernama Gusti (4), ayahnya Alex dan Ibunya Wiwin. Anak yang kedua Fitri (7) ibunya Yana dan ayahnya Abdul Qodir. Orang tua dari kedua anak tersebut tinggal di lokasi kost yang sama,” lanjut Susan.
Kedua bocah itu diketahui orang tuanya bekerja sebagai juru parkir liar dan pengamen. Mereka berada di ATM karena sedang menunggu orang tuanya pulang hingga kelelahan.
“Mereka pun akhirnya beristirahat di ATM,” imbuhnya.
Petugas kemudian memberikan teguran kepada orang tua kedua bocah tersebut agar tidak membiarkan anak-anaknya tidur di sembarang tempat. Petugas juga mengimbau agar orang tua menjaga dan mengawasi anak-anaknya agar tidak terjadi eksploitasi anak.
“Kami mengkhawatirkan terjadi eksploitasi atau kekerasan terhadap anak, maka segera kami telusuri keberadaan orang tuanya,” tutur Susan. (det.c/tommy)