Polling Cawalkot Solo, Suara Puspo Wardoyo Ungguli Suara Gibran

Jam : 07:37 | oleh -142 Dilihat

Solo, ToeNTAS.com –  Dari hasil polling (jajak pendapat) Cawalkot (calon walikota) Solo yang dilakukan lembaga politik independen, Masyarakat Peduli Solo Sejahtera (MPSS), yang dilakukan selama 16 hari, sejak Senin (14/10) dan di tutup pada Rabu (30/10) untuk  diumumkan, Gibran Raka Buming Raka, anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menempati urutan kedua. “Dari pukul 09.00 tadi, polling  telah kami tutup dan hasilnya, suara Puspo Wardoyo mengungguli suara Gibran” ujar Abdul Rachman A, Koordinator MPSS kepada wartawan, Rabu (30/10) di salah satu rumah makan di Solo

Dimana Gibran hanya mendapatkan 14 persen suara, sedangkan Puspo Wardoyo suaranya mencapai 68 persen. Diketahui, Polling Cawalkot (calon walikota) Solo itu di tampilkan 7 kandidat Cawalkot yang telah ramai dibicarakan dan menjadi buah bibir, baik melalui media massa maupun dari mulut kemulut masyarakat Solo. Memang, Pilwalkot (pemilihan Walikota) Solo masih satu tahun lagi dilaksanakan, yakni pada 23 September 2020 mendatang. “Meski demikian, kini sudah mulai ramai dibicarakan ada 7 Cawalkot  Solo yang mencuat di permukaan” tambah Abdul Rachman didampingi sekretarisnya, Arina Zuhdina

Arina Zuhdina (kiri) dan Abdul Rachman A (kanan), ketika memberikan keterangan hasil polling cawalkot Solo kepada wartawan
Arina Zuhdina (kiri) dan Abdul Rachman A (kanan), ketika memberikan keterangan hasil polling cawalkot Solo kepada wartawan

Ketujuh Cawalkot Solo itu masing-masing Dr Achmad Purnomo (Politisi), Puspo Wardoyo (Owner Ayam Bakar Wong Solo), M.Farid Sunarto (Direktur Cv Salsa Sentra Subur), Bambang Nugroho (Ketua DPD KNPI Solo), Gunawan Setiawan (Owner Batik Gunawan), Bagyo Wahyono (Desainer Pakaian) dan Gibran Rakabuming Raka (Owner Cilipari). “Saat ini, warga Solo butuh figur walikota yang mampu mensejahterakan warganya” tambahnya

Artinya, figur yang bukan semata-mata menjadikan jabatan sebagai hasil penopang kehidupan bagi masing-masng kandidat walikota, namun merupakan bentuk pengabdian. Sehingga, walikota bukan lagi sebagai figur untuk memperkaya diri, tetapi sebaliknya harus benar-benar mampu mencurahkan pikiran dan tenaganya, guna mensejahterakan masyarakat Solo.

Sedangkan prosentase hasil polling tersebut, yakni Achmad Purnomo ( 2 persen), Puspo Wardoyo ( 68 persen), Farid Sunarto ( 8 persen), Bambang Nugroho ( 1 persen), Gunawan Setiawan ( 6 persen), Bagyo Wahyono ( 1 persen) dan Gibran Rakabuming Raka (14 persen).

Menanggapi hasil polling yang menempatkan dirinya pada urutan pertama, Puspo Wardoyo mengatakan, bahwa pilihan itu mungkin terkait tema jajak pendapat yang dilakukan MPSS kali ini. Dan hal itu mungkin sesuai harapan masyarakat Solo yang tercermin dari kriteria dari polling tersebut. “Solo membutuhkan pemimpin yang benar-benar siap menyejahterakan warganya dan menjadikan jabatan sebagai pengabdian” katanya.

Mengenai kesiapannya untuk maju dalam Pilkada mendatang, Puspo sudah memperhitungkan dengan matang dan mendengarkan masukan keluarga besarnya. “Ruh saya itu pada bisnis kuliner dan bukan pada jabatan publik ” tegasnya diplomatis, sembari menambahkan, menjadi pejabat publik seperti walikota, karena sistemnya sudah ada, yakni lebih pada bagaimana memiliki kreativitas dan gagasan cerdas untuk membuat warga lebih sejahtera dan nyaman.

Untuk mewujudkan hal itu harus mendapat dukungan dari wakil rakyat, kalaupun harus maju lewat jalur independen, Puspo mengatakan, bahwa pada akhirnya ia harus bisa di terima partai yang menguasai DPRD, agar roda pemerintahan berjalan stabil. Sebab, perjalanan pemerintahan di negara ini tidak  bisa lepas dari partai politik dan kelompok pendukungnya. “Itulah realitas politik yang ada, sehingga saya lebih memilih untuk berpartisipasi membangun kota Solo lewat usaha yang kini saya tekuni, yaitu bisnis kuliner Wong Solo Group” pungkasnya. (Her)