Modus Pamer Duit Suami-Istri Jerat Korban Arisan Bodong Rp 21 M

Jam : 07:56 | oleh -270 Dilihat
Polisi menelusuri aliran dana yang digunakan oleh pasangan suami istri (pasutri) pembuat arisan bodong dengan kerugian korban ditaksir mencapai Rp 21 Miliar
Polisi menelusuri aliran dana yang digunakan oleh pasangan suami istri (pasutri) pembuat arisan bodong dengan kerugian korban ditaksir mencapai Rp 21 Miliar

Bandung, ToeNTAS.com,-  Ulah suami-istri, HTP (24) dan MAW (23), berujung bui. Gegaranya mereka melakoni arisan bodong. Total kerugian dialami paran korbannya mencapai Rp 21 miliar.

“Korban ini ada 150 orang. Namun yang berhasil dihimpun dari dua laporan polisi ini ada 98 orang,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jumat (11/3/2022).

Menurut Ibrahim, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, total kerugian korban mencapai Rp 21 miliar. Namun jumlah tersebut baru dari hasil pemeriksaan korban.

“Memang angka yang didapatkan dari keterangan saksi ini terakumulasi sejauh ini Rp 21 miliar, tapi ini masing-masing (orang berbeda pembelian slot) dan ini korbannya banyak, jadi Rp 21 miliar ini akumulasi dugaan kerugian seluruh korban,” tutur Ibrahim.

Modus Pamer Duit
Polisi membongkar arisan bodong yang dilakoni suami-istri asal Sumedang tersebut. Empat tahun lamanya mereka menjalankan aksi.

“Arisan bodong ini dipromosikan dari teman ke teman,” ucap Ibrahim.

Ibrahim mengatakan tersangka menawarkan keuntungan menggiurkan untuk para korban. Untuk satu slot arisan, kata dia, tersangka menawarkan harga Rp 1 juta dengan kompensasi keuntungan Rp 1.350.000.

Tersangka kemudian menawarkan beragam bonus. Bahkan menawarkan bonus Rp 250 ribu bagi korban yang bisa mengajak orang lain untuk ikut gabung arisan bodong tersebut.

Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar AKBP Adanan Mangopang mengatakan tersangka kerap mengiklankan arisan dan modus pamer duit melalui media sosial. Tujuannya demi menarik minat dan menjerat calon korban.

“Salah satunya akun TikTok yang bersangkutan, kemudian di Facebook dan juga memasang status di WA memamerkan uang. Itu juga bagian dari pada modus pelaku untuk menarik perhatian para korbannya,” kata Adanan.

Pelaku menyasar beragam kalangan. Mulai dari rekan seprofesi hingga buruh pabrik.

“Kalau sasarannya rata-rata mereka yang sprofesi ya, contoh misalnya ada beberapa buruh karyawan pabrik yang tertarik karena keuntungannya walaupun cuman Rp 150 ribu misalnya tapi untuk mereka kan cukup berarti, jadi mereka tertarik untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara singkat,” tutur Adanan. (d.c/Mika)