Malang, ToeNTAS.com – Pawiyatan Pambiwara merupakan salah satu Budaya Jawa yang bersumber dari Karaton Surakarta Hadiningrat, untuk harus tetap dilestarikan, sehingga jangan sampai wong jawa, ilang jawane. Untuk itulah pihak karaton berupaya memberikan pembelajaran tentang berbagai bentuk adat, budaya, tradisi peninggalan nenek moyang yang adiluhung. “ Pawiyatan Pambiwara memberikan pembelajaran tentang tata basa, subasita dan tata susila, sebagai Budaya Jawa” ujar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, ketua Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta
Ungkapan Gusti Mung (sebuatan akrabnya GKR Wandansari) itu diutarakan ketika menganugerahkan kekancingan kepada para pengurus dan dwija Sanggar Dwija Pawiyatan Pambiwara, Malang, Jawa Timur pada Jumat (18/9), bertempat di Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. “Sebagai pangarsa (pengajar) dilakukan oleh Sekcam dan lurah setempat, sedangkan kami memberikan kekancingan kepada 10 orang” lanjut Gusti Mung
Prosesi ritual itu sekaligus juga meresmikan renovasi pemugaran makam Tumengung Surontani. Diketahui, Tumenggung Surontani hidup pada zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo dan sebagai Insinyur, dia mampu memakmurkan warga desa setempat dengan cara bertani dan mengembangkan budidaya ikan (perikanan). “Masyarakat disini kebanyakkan hidup dengan cara bercocok tanam dan membuat tambak-tambak untuk budidaya ikan” tambahnya
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Malang, H Sanusi dan Gusti Mung. Hal ini sebagai wujud syukur masyarakat setempat. Acara tersebut juga dihadiri Bupati Malang, H Sanusi dan jajarannya, para putra putri, penganggeng dan sentono dalem Karaton Surakarta yang bertempat tinggal di Malang. “Hal ini merupakan upaya untuk mengembangkan Budaya Jawa yang bersumber dari Karaton Surakarta Hadiningrat” pungkasnya. (her)