Menyoal Larangan Pagelaran Musik, Calon Gubernur Banten Hj. Ratu Ageng Rekawati Angkat Bicara.

Jam : 22:18 | oleh -134 Dilihat
Hj Ratu Ageng Rekawati Menyoal Larangan Musik
Hj Ratu Ageng Rekawati Menyoal Larangan Musik

ToeNTAS .COM,- Banten,-  Ditahun Politik 2023, dibeberapa Provinsi  sibuk deengan mencalonkan Putra/Putri terbaik di Daerahnya, seperti halnya Provinsi juga telah mengusung Calon Gubernur, siapa Dia, Dia adalah  Hj. Ratu Agung Rekawati yang figurnya sangat dekat dengan Masayarakat Setempat.

Hal itu diucapkan  Abdullah Markhasan  kepada Wartawan.

Dia mengatakan, bahwa  larangan festival musik di Pandeglang Beberapa waktu silam dengan alasan mendekati Maksiat, tentu saja menjadi pertanyaan karena dianggap aneh .Semangat  kaum remaja untuk mengadakan festival musik dialun-alun Pandeglang batal total. Larangan dengan dalih Agama, seakan adanya pembentukan idiot murni terhadap generasi  muda yang mulai cerdas berpikir.

Festival di alun alun Pandeglang tidak, kata Abdullah Markhasan, bawa sekadar musik, tetapi untuk meramaikan Bazaar para remaja dan pelaku UMKM dengan mendirikan 42 Stand sambil Mempromosikan pakaian, topi , sepatu Serta kuliner ,” Kok dipermasalahkan sih” Uacapnya.

 Sedangkan Hj. Ratu Ageng terlihat agak kecewa, “Yah , semestinya kita tidak berburuk sangka untuk menilai Sesuatu. Apalagi yang menyangkut Masalah Agama ,”  ucap Hj. Ratu

Ratu Ageng Rekawati, menandaskan, . Disinilah perlunya kejelasan

menjaga etika bicara. pertunjukannya, apa lagunya yang mendekati maksiat ,

Karena maksiat bisa hadir dimana saja.

Calon Gubernur Banten ini  mengungkapkan, bahwa musik sungguh,  bagian dari seni

dan budaya ditanah Banten sejak dulu.

Dan kini. Bahkan,  telah banyak melahirkan seniman dan artis , dia  menguraikan, larangan pentas musik banyak disesalkan kaum remaja dan pencinta musik. Sehingga terkesan mereka telah kehilangan jejak sejarah bahwa musik dan budaya sebagai sarana dakwah dan tali Silahturahmi.

Sejak zaman Baheula, Banten bukan saja dikenal sebagai sarangnya jawara, kota Ulama tetapi tempatnya seniman dan budayawan serta artis.

Lain lagi dengan komentar  Adang Suherman, bahwa  sungguh banyak dipertanyakan masyarakat adanya larangan pentas musik, sementara ditempat  lain, ada yang membaca Ayat Ayat Suci diiringi musik. Ada musik Islami seperti Robana bisa hadir dalam perayaan Non Muslim

Mengapa hal hal yang sudah menistakan Agama dan Aqidah mereka diam dan bungkam. Tetapi saat rencana adanya festval musik mereka seperti orang kepanasan. Kesenian debus, sebagai tradisi Masyarakat Banten sejak kecil , silat serta permainan lain yang menggunakan senjata tajam serta senjata lainnya sudah mendarah daging di daerah Banten.

Seperti diungkapkan Hj .Ratu Ageng Rekawati , ketua harian Paguron Jalak Banten Nusantara  (PJBN) , ”  mestinya kita memang harus terbuka memberikan ruang anak muda untuk berkarya dan mencari jati diri sebagai pemuda kreatif. Peluang dan kesempatan ini terkadang terpasung oleh pemikiran sempit sekelompok orang , sehingga terjadi stagnasi komunikasi  kaum remaja dengan pemuka masyarakat ,” jelasnya. (Ade Rudi).-