Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto Inginkan Pelaku Bullying Ditindak Tegas

Jam : 07:31 | oleh -106 Dilihat
Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto
Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto

JAKARTA, ToeNTAS.com.,- Belakangan ini makin marak saja kasus bullying yang terjadi di Indonesia, khususnya di dunia pendidikan, sekolah.

Berkaitan dengan benang merah ini, Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto menginginkan aparat penegak hukum untuk melakukan tugasnya yakni pelaku bullying harus ditindak tegas.

Lebih lanjut Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto menilai, yang dilakukan para pelaku bullying itu sungguh mengerikan, mengingat perbuatan yang pelaku lakukan dapat meninggalkan bekas di fisik dan psikis korban, bahkan para korbannya ada yang meninggal dunia.

“Saya prihatin sekali dengan kejadian ini. Kok bisa anak sekolah melakukan bullying hingga korban masuk rumah sakit dan ada juga yang meninggal dunia,” katanya.

Dikatakan oleh Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto, sekolah atau pesantren seharusnya menjadi tempat menimba ilmu dan bersosialisasi dengan teman.

Karena, masih kata Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto, mereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan.

“Kalo generasi penerus bangsa seperti ini, bagaimana Indonesia-nya ke depan,” terangnya lagi.

Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto mendukung tindakan Menteri Pendidikan yang telah mengeluarkan Permendikburistek Nomor 46 Tahun 2023.

Sementara itu, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Permendikbudristek PPKSP) hadir untuk mendorong berbagai pihak dalam menuntaskan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan.

Permendikbudristek PPKSP mengamanatkan seluruh satuan pendidikan untuk membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasaan atau TPPK yang terdiri dari unsur pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah atau orangtua.

Rektor UNINDRA Prof. DR. H. Sumaryoto berharap, ke depannya tidak ada lagi kasus bullying. Karena sungguh sangat sakit hati para orangtua korban (khususnya ibunya yang telah melahirkan – red) mendapati anaknya tewas akibat kasus bullying dianiaya oleh teman sekolahnya. *(Inge Thirta),-