Pernyataan Lengkap Pemerintah soal Kasus Positif Corona Capai 2.956

Jam : 16:56 | oleh -225 Dilihat
Achmad Yurianto
Achmad Yurianto

Jakarta, ToeNTAS.com,- Pemerintah merilis data terbaru terkait virus Corona baru (COVID-19) di Indonesia. Total, hingga hari ini ada 2.956 kasus positif COVID-19.

“Ada 218 kasus baru. Total menjadi 2.956 kasus,” ujar Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Wabah Virus Corona, Achmad Yurianto, Rabu (8/4/2020).

Dari 2.956 kasus tersebut, 222 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Sementara, 240 lainnya meninggal dunia.

“Yang pertama ada 218 kasus baru sehingga total menjadi 2.956 kasus. Ada 18 kasus yang sudah sembuh, sehingga total menjadi 222 kasus dan ada 19 kasus yang meninggal, sehingga total menjadi 240 kasus,” kata Yuri.

Atas penambahan kasus tersebut, Yuri pun kembali mewanti-wanti masyarakat untuk disiplin dalam melakukan physical distancing dan mengikuti protokol kesehatan. Dengan disiplin, kata dia, maka penyebaran COVID-19 dapat dicegah.

“Kita ingatkan kembali bersama-sama untuk bisa mematuhi patuhi dan disiplin, patuh dan disiplin cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, patuh dan disiplin memakai masker, patuh dan disiplin menjaga jarak aman, patuh dan disiplin untuk tetap di rumah dan membersihkan sarang nyamuk. Oleh karena itu diharapkan tidak melakukan perjalanan ke manapun pada periode saat sekarang ini risikonya akan semakin besar,” tuturnya.

Berikut pernyataan lengkapnya:

Selamat sore, 
Pada sore hari ini, kami akan menginformasikan beberapa hal terkait dengan upaya kita bersama untuk memerangi COVID-19 yang sekarang menjadi pandemi di seluruh dunia. Secara mendasar pemerintah telah menyusun strategi untuk pemberantasan COVID-19 ini.

Di antaranya, yang paling mendasar adalah mencegah terjadinya penularan baru di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu maka sejak awal physical distancing menjadi kunci sukses di dalam pelaksanaan pengendalian penularan COVID-19 ini. Saat ini, dirasa perlu oleh pemerintah untuk kemudian memperkuat physical distancing ini karena dalam beberapa hari terakhir, kita masih mendapat ketidakefektivan pelaksanaan ini akibat disiplin yang masih belum kita bangun bersama-sama di tengah masyarakat. Oleh karena itu pemerintah kemudian memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengajukan pembatasan sosial berskala besar, di dalam kaitan untuk meningkatkan efektivitas physical distancing. Tujuan dari PSBB, bukan dimaknai melarang, tapi membatasi karena kita sama-sama pahami, faktor pembawa penyakit ini adalah manusia. Oleh karena itu sebaran penyakit ini akan sejalan dengan aktivitas sosial manusia itu sendiri, oleh karena itu perlu untuk kita batasi. Mengapa dibatasi? Karena kita yakini banyak kasus positif tanpa gejala kasus positif COVID-19, dengan gejala yang minimal sehingga secara subjektif dirasakan tidak ada gejala yang masih berada di tengah-tengah kita dan kemudian masih banyak kelompok masyarakat yang rentan yang mengabaikan physical distancing mengabaikan untuk menjaga jarak, mengabaikan untuk tidak rajin mencuci tangan sehingga akibatnya adalah penularan yang terus-menerus terjadi. Strategi dasar ini kita perkuat dengan gerakan masker untuk semua. Kita wajib menggunakan masker manakala berada di ruang publik, manakala di luar rumah karena kita tidak pernah tahu bahwa orang yang di sekitar kita, apakah menderita COVID-19 tanpa keluhan, tanpa gejala atau yang kita sebut dengan orang tanpa gangguan. Oleh karena itu dengan semua memakai masker kita yakini kita akan menjadi tidak rentan terhadap penularan COVID-19 ini.

Strategi yang kedua yang dilaksanakan adalah melakukan penelusuran kontak dari kasus positif yang kita rawat. Kita harus mewaspadai betul kelompok-kelompok yang potensial menjadi sumber penularan, di antaranya adalah kontak dekat kasus positif yang kita rawat, kemudian risiko pada tenaga kesehatan yang merawat penderita COVID-19 dan pada masyarakat di daerah di mana kasus COVID-19 ini sangat banyak kita temukan. Inilah gunanya kemudian pemerintah menentukan kebijakan untuk melakukan screening, untuk melakukan pemeriksaan penapisan dengan menggunakan metode rapid test, pemeriksaan rapid test oleh pemerintah sampai dengan saat ini sudah didistribusikan lebih dari 450.000 ke seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk melakukan penyaringan, penjaringan kasus penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan pada komunitas di mana di daerah tersebut didapatkan banyak sekali kasus positif. Ini strategi awal yang dilakukan terkait dengan pemeriksaan tes selanjutnya.

Kebijakan yang ketiga adalah mengedukasi dan menyiapkan secara mandiri pada sebagian hasil kontak tracing yang menunjukkan hasil tes positif dari rapid test atau negatif namun memiliki gejala, untuk melakukan isolasi secara mandiri. Isolasi ini bisa dilaksanakan secara tersendiri atau dilaksanakan secara kelompok seperti yang diinisiasi oleh berbagai kelompok masyarakat kita. Upaya ini adalah upaya yang positif yang patut diapresiasi sehingga saudara-saudara kita yang melaksanakan isolasi bisa melaksanakan dengan baik tanpa ada stigmatisasi dan tanpa ada upaya untuk mengucilkan mereka. Namun kewajiban bersama untuk membantu agar mereka bisa melaksanakan isolasi dengan baik. Dari kelompok inilah kemudian apabila pemeriksaannya kemudian diulang dan didapatkan positif atau keluhan klinis semakin memberat baru kita laksanakan pemeriksaan antigen dengan metode PCR. Sampai dengan hari ini kita sudah melaksanakan pemeriksaan lebih dari 150.000, ketersediaan reagen untuk PCR juga ada sampai dengan 200.000. Tes PCR kita adalah tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah. Oleh karena itu kita tidak akan melakukan screening dengan PCR, screening yang kita lakukan adalah dengan rapid test, di samping juga melalui tracing dan analisis risiko kontak yang cukup tinggi. Inilah efektivitas penggunaan PCR kita sehingga persentase positif PCR dari pemeriksaan yang dilakukan relatif tinggi karena PCR tidak kita lakukan dengan metode acak tetapi terpilih dan terstruktur, dimulai dari awal, selanjutnya tahapan yang terakhir adalah melaksanakan isolasi rumah sakit. Ini dilakukan manakala isolasi mandiri tidak mungkin dikerjakan karena ada tanda klinis yang membutuhkan layanan definitif di rumah sakit termasuk kemudian kita membangun rumah sakit darurat untuk COVID-19 baik yang berada di Wisma Atlet maupun yang kita bangun di Pulau Galang dan sudah barang tentu beberapa daerah juga akan melakukan hal yang sama dalam rangka untuk melakukan isolasi kasus positif dengan klinis ringan sampai dengan sedang yang tidak mungkin melaksanakan isolasi mandiri, puncaknya adalah rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus COVID-19 dengan keluhan sedang berat, dengan keluhan sedang berat yang membutuhkan alat bantu yang spesifik termasuk ventilator. Strategi ini kita lakukan dalam rangka untuk mengefektifkan dan mengefisienkan dan tepat sasaran pada saat kita melakukan sumber daya yang kita miliki inilah saudara-saudara sekalian langkah yang kita lakukan dan akan konsisten kita lakukan terus-menerus.

Kemudian sampai dengan saat ini sudah lebih dari 679.000 APD diadakan. Stok masih tersisa lebih dari 500.000, 200.000 sudah kita distribusikan, hari ini pun sudah dilakukan kiriman ke beberapa provinsi Sumatera. Kita berharap ini akan membantu para petugas kesehatan agar bisa lebih profesional, lebih aman, lebih tenang memberikan layanan.

Hampir 18.000 relawan medis dan non medis telah mendaftar. Ini bukti kepedulian yang luar biasa dari segenap bangsa kita. Bahkan sudah lebih dari Rp 83 miliar telah diterima yang merupakan partisipasi dari seluruh masyarakat Indonesia termasuk warga diaspora ataupun warga negara Indonesia yang berada di luar negeri. Namun sekali lagi ujung tombak masalah ini adalah di tengah-tengah masyarakat sekalian.

Seperti yang saya katakan di awal bagaimana pondasi untuk mencegah penularan ini diperkuat sehingga hal-hal yang harus selalu dilakukan adalah pertama gunakan masker, masker kain. Masker bedah, masker N95 hanya untuk petugas. Cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir. Hindari kerumunan pembatasan sosial berskala besar akan melakukan itu. Kemudian jaga diri kita sendiri cukup istirahat asupan gizi yang baik, ini menjadi awal bagi kita untuk bisa menjaga kesehatan secara keseluruhan. Jangan melakukan perjalanan ke manapun, keluar rumah hanya apabila diperlukan, selebihnya lebih baik berada di rumah, banyak yang bisa dilakukan.

Kami mengingatkan saat ini adalah periode pancaroba yang secara klasik ada gambaran peningkatan kasus demam berdarah di daerah. Oleh karena itu mari kita cegah tetap di rumah, berantas sarang nyamuk. Ini menjadi sesuatu yang penting. Dengan cara yang seperti ini secara terstruktur dan masif kita bisa menghentikan rantai penularan COVID-19.

Yang terakhir akan saya update kembali data kasus konfirmasi positif dari pemeriksaan PCR yang kita dapatkan. Yang pertama ada 218 kasus baru sehingga total menjadi 2.956 kasus. Ada 18 kasus yang sudah sembuh, sehingga total menjadi 222 kasus dan ada 19 kasus yang meninggal, sehingga total menjadi 240 kasus.

Kita ingatkan kembali bersama-sama untuk bisa mematuhi patuhi dan disiplin, patuh dan disiplin cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, patuh dan disiplin memakai masker, patuh dan disiplin menjaga jarak aman, patuh dan disiplin untuk tetap di rumah dan membersihkan sarang nyamuk. Oleh karena itu diharapkan tidak melakukan perjalanan ke manapun pada periode saat sekarang ini risikonya akan semakin besar. Oleh karena itu mari kita bisa melindungi diri kita sendiri, kita bisa melindungi keluarga kita, kita bisa melindungi lingkungan kita, kita bisa melindungi orang-orang yang sudah tua, saudara-saudara kita yang di kampung, agar mereka tetap sehat. Kita bisa melindungi seluruh bangsa kita, karena kita yakin hanya kita dan kita yang pasti bisa melindungi bangsa ini. Sekali lagi hanya kita dan kita sajalah yang bisa melindungi bangsa ini dalam menghadapi pandemi COVID-19. Kita bisa.

Terima kasih. Selamat sore (det.c/g)