Profil Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU Baru, Kalahkan Said Aqil

Jam : 11:18 | oleh -106 Dilihat
KH Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU lewat Muktamar ke-34 NU, Jumat (24/12/2021). Berikut profilnya.
KH Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU lewat Muktamar ke-34 NU, Jumat (24/12/2021). Berikut profilnya.

ToeNTAS.com,- KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru lewat Muktamar ke-34 NU yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/2021).

Mengutip tayangan live streaming Muktamar ke-34 NU di Tribunnews, ia mengalahkan Ketum PBNU petahana, KH Said Aqil Siradj.

Selisih perolehan Gus Yahya dan Said mencapai 127 suara.

Gus Yahya mendapat 337 suara, sementara Said 210 suara.

Total, ada 548 suara yang masuk, dengan rincian 210 untuk Said Aqil, 337 untuk Gus Yahya, dan satu menyatakan batal.

Sebelumnya, Gus Yahya sendiri telah meraih suara terbanyak pada putaran pertama, yaitu 327 suara, dikutip dari TribunLampung.

Sementara Ketum PBNU Petahana, Said Aqil Siradj, mendapat 203 suara.

Profil Gus Yahya atau Yahya Cholil Staquf

KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya, lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 16 Februari 1966.

Sebelum menjadi Ketua Umum PBNU, ia adalah Katib Aam NU.

Mengutip Tribunnews Wiki, Gus Yahya adalah putra tokoh NU di Rembang dan satu di antara pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Muhammad Cholil Bisri.

Tak hanya itu, ia juga keponakan dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, tokoh besar NU dan budayawan.

Ia merupakan anak pertama dari delapan bersaudara.

Adiknya, Yaqut Cholil Qoumas, saat ini menjabat sebagai Menteri Agama.

Dilansir Kompas.com, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias GusDur.

Ia juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2014-2019.

Mengutip setkab.go.id, ia dilantik sebagai anggota Wantimpres oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 31 Mei 2018.

Gus Yahya mengaku ia dihubungi untuk menjalani pelantikan sebagai anggota Wantimpres saat masih berada di Amerika Serikat (AS).

Kala itu, ia tak tahu alasan mengapa dirinya dipilih menjadi anggota Wantimpres.

“Saya, waktu saya masih di Amerika saya dihubungi untuk pelantikan tanggal 25 (Mei), tapi waktu itu saya belum pulang.”

“Saya baru pulang tanggal 28 (Mei), sehingga baru diatur hari ini,” kata Gus Yahya usai pelantikan.

Pada 2018 silam, Gus Yahya pernah menjadi sorotan lantaran hadir memenuhi undangan dari American Jewish Committee (AJC) Global Forum.

Saat itu, ia terbang ke Israel untuk menghadiri pertemuan tersebut.

Bagi sebagian kalangan, sikap Gus Yahya tersebut bertentangan dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Namun, Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menilai langkah Gus Yahya selaras dengan apa yang dilakukan Gus Dur untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.

Diketahui, Gus Dur pernah diundang AJC Global Forum pada 2002 di Washington DC, AS.

Memang Menawarkan Diri

Beberapa waktu lalu, Gus Yahya pernah mengungkapkan ia memang menawarkan dirinya untuk menjadi calon Ketua Umum PBNU.

Keinginan itu datang lantaran ia melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU sesegera mungkin.

Seperti transformasi konstruksi organisasi agar NU bisa lebih optimal mengaktualisasikan potensi-potensinya.

“Saya memang menawarkan diri untuk dipilih sebagai Ketum dalam Muktamar nanti karena saya melihat ada sejumlah hal penting yang harus dilakukan NU segera.”

“Yaitu yang tema besarnya adalah transformasi konstruksi organisasi NU supaya NU ini bisa lebih optimal di dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya,” ujar Gus Yahya, ketika wawancara, Sabtu (4/12/2021).

Gus Yahya tak main-main dengan keinginannya.

Ia bahkan berkeliling ke pelosok Indonesia ke sejumlah cabang-cabang NU.

Dari 540-an cabang, ia telah berkunjung ke 400-an cabang sejak September 2021 lalu.

Gus Yahya pun merasa yakin dirinya bisa terpilih menjadi Ketum PBNU.

“Yakin ya yakin, InsyaAllah. Tapi, pertama ya soal begini ini kan kehendak Allah, itu yang pertama.”

“Tapi, lebih lebih dari semua itu buat saya ini terpilih atau tidak terpilih sudah ada prestasi,” katanya.

“Karena saya sekarang, saya berani katakan saya berhasil mentransformasikan cara pandang cabang-cabang dan wilayah ini tentang jabatan ketum,” imbuhnya.

(k.c/Wildan)