Akhir Tragis Mahasiswa Ponorogo Usai Bunuh Pacar Lalu Dihabisi Ayah Sendiri

Jam : 09:12 | oleh -113 Dilihat
ilustrasi pembunuhan
ilustrasi pembunuhan

Ponorogo, ToeNTAS.com,- Panggilan pulang mendadak Lilik Mariyani dari arah rumah membuyarkan suasana santai Eko Budianto malam itu. Cepat-cepat Eko beranjak dari pos kamling menanyakan keperluan istrinya.

Lilik lalu memberitahukan bahwa anaknya Krisnanda Mega Pratama (27) pulang membawa motor entah milik siapa dan diparkir di dalam rumah. Pasangan suami istri ini lalu menanyakan motor siapa yang dibawa pulang Krisnanda.

Namun pertanyaan kedua orang tua itu hanya direspons acuh tak acuh oleh Krisnanda. Melihat respons ini, Eko yang emosi lalu terlibat adu mulut dengan anaknya itu. Sebagai ayah, Eko sakit hati karena kerap tak dihargai anaknya sendiri.

Kemarahan Eko ini hanya disambut dingin oleh Krisnanda. Ia lantas keluar dan menuju pos kamling yang berada di sebelah timur rumahnya. Di sana ia malah asik menonton televisi bersama temannya Mustakim.

Sekitar satu jam menonton televisi, Krisnanda pulang ke rumah. Tanpa mempedulikan ayahnya ia lalu menggelar tikar di ruang tamu dan tidur begitu saja. Sedangkan Eko yang masih emosi hanya melihat gerak-geriknya saja.

Krisnanda memang dikenal berani dan tak segan melawan orang tuanya, terutama ayahnya jika ditegur. Pasalnya, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika kampus swasta di Ponorogo ini dikenal kerap main perempuan dan menjual barang-barang milik orang tuanya.

Terakhir, Krisnanda bahkan mengancam akan menjual tanah milik ayahnya yang merupakan mantan kepala desa setempat. Ancaman ini lah yang membuat Eko sakit hati dan merencanakan untuk membunuh Krisnanda.

Rencana pembunuhan Eko rupanya tak dilakukan sendiri. Tapi juga turut mengajak serta Amru Nasrudin alias Udin, teman sebaya Krisnanda. Udin pun menyetujui rencana Eko. Ini karena ia juga punya dendam dengan Krisnanda karena sering dibully anak orang miskin.

Saat Krisnanda tidur ini lah, Eko kemudian keluar rumah dan mencari Udin. Ia menuturkan bahwa sudah saatnya rencana pembunuhan Krisnanda dilaksanakan karena telah ada kesempatan yang tepat.

“Ayo mulai, mumpung bocahe wis turu (ayo mulai mumpung anaknya sudah tidur),” ujar Eko saat mengajak Udin untuk membunuh Krisnanda.

Eko dan Udin selanjutnya masuk rumah melalui pintu belakang sekitar pukul 03.00 WIB. Saat sudah di dalam rumah mereka lalu berbagi tugas. Udin disuruh mencari kaus untuk menyumpal mulut, sedangkan Eko mengambil sangkur yang disimpan di kamar Krisnanda.

Setelah menemukan barang yang dicari, Eko dan Udin lalu menuju ke ruang tamu. Mulanya mereka menyumpal mulut Krisnanda dengan kaus dan kemudian menduduki tubuh Krisnanda. Eko yang telah siaga lalu menancapkan sangkur ke dada bagian kanan sebanyak 4 kali.

Darah pun mengucur dan perlahan Krisnanda yang meronta-ronta terdiam dan tewas. Tubuh korban yang berlumuran darah ini kemudian digotong ke teras rumah tetangganya bernama Suyudi dan memindahkan lagi ke atas kursi.

Eko dan Udin sempat kebingungan menyembunyikan mayat Krisnanda. Mereka lalu membawanya ke tepi sungai Desa Karanggebang yang berada di sekitar rumah. Leher mayat Krisnanda kemudian dijerat dengan tali dan diikatkan di pelepah pisang dan dihanyutkan.

Aksi ini dimaksudkan agar Krisnanda seolah-olah tewas bunuh diri. Setelah melarung mayat Krisnanda. Eko dan Udin kemudian pulang ke rumah masing-masing. Pembunuhan ini dilakukan Eko dan Udin pada Rabu 6 Februari 2013.

Eko selanjutnya merancang skenario dengan berpura-pura kehilangan anaknya. Eko bahkan sempat menghubungi sejumlah kerabatnya dan perangkat desa mengabarkan kehilangan Krisnanda. Hilangnya Krisnanda lalu dilaporkan ke polisi.

Mayat Krisnanda ditemukan warga sekitar pukul 16.00 WIB. Polisi yang mendapat laporan ini selanjutnya melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi. Hasilnya, polisi menduga Krisnanda dibunuh oleh Eko sendiri.

Eko pun tak berkutik dan mengakui semua perbuatannya saat ditunjukkan barang bukti sangkur yang berada di rumahnya. Polisi lalu turut mengamankan Udin dan selanjutnya melakukan olah TKP di rumah Eko yang berada di Dukuh Taman Asri Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis.

Saat olah TKP ini lah, polisi menemukan motor jenis Honda Karisma nopol AE 6313 SD beserta STNK yang terparkir di rumah Eko. Motor yang sebelumnya dibawa Krisnanda ini diduga kuat milik Suprihatin (23) yang dikabarkan hilang sejak 28 Januari 2013.

Polisi lalu membongkar lantai kamar Krisnanda dan menemukan mayat perempuan di dalam lubang 1,20 meter x 1,20 meter. Saat ditemukan, ciri-ciri mayat identik dengan pakaian Suprihatin saat meninggalkan rumahnya di Dusun Banaran, Desa Karanggebang.

Polisi menduga kuat mahasiswi bahasa Inggris ini tewas dan dibunuh oleh Krisnanda yang juga pacarnya. Pembunuhan Suprihatin ini pun terungkap setelah Krisnanda dibunuh Eko dan Udin.

Meski demikian, Eko dan Udin harus tetap mempertanggungjawabkan perbuatannya karena telah menghilangkan nyawa Krisnanda. Keduanya selanjutnya jadi pesakitan di Pengadilan Negeri Ponorogo.

Rabu 2 Oktober 2013, hakim Daru Swastika Rini menjatuhkan hukuman kepada Abdullah Eko Budianto dengan vonis 11 tahun pidana penjara. Sedangkan Amru Nasrudin alias Udin yang turut membantu pembunuhan Krisnanda Mega Pratama divonis 9 tahun pidana penjara. (d.c/Nia)