Hamas Sandera 250 Orang, Akan Bebaskan Jika Kondisi Memungkinkan

Jam : 14:26 | oleh -166 Dilihat
ilustrasi
ilustrasi

Gaza City, ToeNTAS.com,- Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berperang melawan Israel, mengumumkan pihaknya saat ini menyandera sekitar 200-250 orang. Hamas juga mengatakan bahwa semua warga negara asing (WNA) yang disandera akan dibebaskan jika ‘kondisinya memungkinkan’.

Seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, dan dilansir Al Jazeera, Selasa (17/10/2023), juru bicara sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam, Abu Obeida, mengatakan pada Senin (16/10) bahwa kelompoknya dan beberapa faksi Palestina lainnya saat ini menyandera sekitar 200-250 orang.

Lebih lanjut disebutkan oleh Obeida bahwa sekitar 200 sandera di antaranya berada dalam penahanan kelompoknya, sedangkan 50 sandera lainnya ditahan oleh sejumlah faksi Palestina lainnya.

Dia menambahkan bahwa para sandera itu diperlakukan dengan baik dan sesuai dengan ‘iman Islam’.

Soal sandera asing, Obeida enggan menyebut jumlahnya secara spesifik dengan alasan keamanan. Namun dia memberikan jaminan bahwa para sandera asing mungkin dibebaskan jika kondisi memungkinkan.

“Semua sandera asing akan dibebaskan begitu kondisi di lapangan memungkinkan,” ujar Obeida dalam pernyataan via video yang dirilis Hamas dan disiarkan oleh Saluran Al-Aqsa yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.

Dia juga menyebut para sandera asing sebagai ‘tamu yang ramah tamah’ dan meminta maaf atas penahanan mereka.

Dalam pernyataannya, Obeida mengklaim bahwa sebanyak 22 sandera tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. “Kami mengonfirmasi bahwa serangan udara Israel telah menyebabkan tewasnya 22 sandera,” ucapnya.

Otoritas maupun militer Israel belum memberikan tanggapan resmi atas klaim Hamas tersebut.

Perang antara Hamas dan Israel memasuki hari ke-10 dengan pengeboman dan pengepungan oleh Tel Aviv terhadap Jalur Gaza terus berlanjut. Lebih dari 1 juta orang — nyaris separuh total penduduk Jalur Gaza — mengungsi akibat gempuran Israel.

Jalur Gaza sedang mengalami krisis kemanusiaan yang mengerikan, tanpa adanya pasokan listrik, sementara pasokan air, makanan, bahan akar dan obat-obatan hampir habis.

Perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober lalu ini telah memakan ribuan korban jiwa. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa sejauh ini lebih dari 2.800 orang, yang kebanyakan warga sipil, tewas akibat gempuran Israel di Jalur Gaza.

Sedangkan otoritas Israel menyebut lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas terhadap Israel. (d.c/Endah)