Kisah tentang Janji dari Jalan yang Tertutup Proyek Polder Tanjung Barat

Jam : 11:15 | oleh -86 Dilihat
foto proyek polder
foto proyek polder

Jakarta, ToeNTAS.com,- Proyek pengerjaan polder di sekitar Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, banjir keluhan warga. Selain menutup akses jalan, pengerjaannya molor tak sesuai dengan janji saat sosialisasi di hadapan warga.

Wartawan mencoba menyambangi proyek galian yang dikeluhkan warga. Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (16/3/2024), proyek itu berada tepat di sebelah Masjid Jami’ Al Murtadho. Sejumlah pekerja proyek tampak tengah bekerja di lokasi.

Jalan Nangka Raya memang bukan akses jalan utama, melainkan jalan alternatif dari arah Jalan TB Simatupang menuju Jalan Raya Tanjung Barat dan Jalan Raya Lenteng Agung.

Berbagai material pekerjaan proyek dan alat berat terpampang di lokasi. Bagian yang dikerjakan dibatasi dengan barier dan cone berkelir oranye, lengkap dengan papan informasi bertuliskan ‘jalan ditutup’ dan ‘maaf jalan anda terganggu ada pekerjaan saluran’

Meski begitu, warga tetap melintas di area proyek itu. Padahal pekerjaan proyek tengah berlangsung.

Warga yang berjalan kaki tampak berjalan melalui bagian pinggir. Begitu pula beberapa pemotor yang memaksa melintasi area itu, mereka tetap melaju dengan kecepatan rendah.

Memang informasi penutupan jalan sudah tertera di sekitar lokasi maupun pada aplikasi penunjuk arah Google Maps. Tapi, realitas di lapangan, banyak masyarakat masih terkecoh dan melintas di jalan yang menyempit.

Terlebih pengguna kendaraan roda empat, akibatnya mereka tak bisa lewat dan harus berbalik arah.

Lokasi proyek di Jalan Nangka Raya yang belum selesai dan saat ini tengah dikerjakan sebenarnya hanya sepanjang 500 meter. Namun pengerjaan proyek harus menutup akses utama jalan tersebut.

Berjalan maju ke arah AEON Mall Tanjung Barat, pengerjaan proyek yang sama pun terlihat masih berjalan. Alhasil sebagian ruas di Jalan Raya Tanjung Barat ke arah Lenteng Agung juga masih ditutup.

Dikeluhkan Pegadang-Warga

Ketua RW 005 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Syaifudin mengatakan memang kawasan itu bukan akses jalan utama. Namun, kata dia, di lokasi itu terdapat berbagai tempat usaha, seperti pedagang kaki lima, minimarket, hingga tempat pijat refleksi yang usahanya terdampak.

“Ini pedagang-pedagang semua, malah mereka sempat mengajak demo, karena memang efeknya ke omset mereka,” ujarnya saat ditemui Wartawan, di hari yang sama.

“Karena akses ke sininya terganggu, sama sekali nggak bisa (dilalui). Yang biasanya yang mau ke arah Lenteng pasti kan lewat sini, entah itu orang salat atau kerja, sekarang nggak ada akses sama sekali. Jadi cuma warga saja (yang lewat),” tambahnya.

Tak hanya itu, Syaifudin menuturkan pengerjaan proyek itu turut berdampak kepada aktivitas masyarakat umum. Sebab, rangkaian pengerjaan proyek polder itu dilakukan di beberapa titik, seperti di Jalan TB Simatupang, Jalan Raya Tanjung Barat, juga di Jalan Nangka Raya.

“Kalau secara aktivitas, mereka juga sangat terganggu. Saya sering ngobrol di masjid, warga bilang kalau lewat sini bisa berjam-jam kena efek di (sekitar) Antam itu macetnya,” jelasnya.

Terlebih, kata dia, kemacetan kerap terjadi pada hari kerja. Tak jarang lalu lintas sampai terhenti akibat padatnya volume kendaraan yang melintas saat jam tertentu.

“Apalagi di hari kerja, sangat macet, bisa sampai Ragunan. Sampai stuck (lalu lintasnya), bisa cukup lama stuck-nya,” pungkasnya.

Warga: Proyek Dijanjikan Rampung Desember 2023

Syaifudin menuturkan, pengerjaan proyek itu dimulai sekitar bulan Juni 2023 lalu. Berdasarkan sosialisasi awal, kata dia, pengerjaan proyek itu dijanjikan rampung pada akhir Desember 2023.

Namun, lanjut Syaifudin, realitasnya, pekerjaan proyek tak selesai pada waktu yang dijanjikan. Hingga kemudian pihaknya menerima konfirmasi banyak pengerjaan harus mundur hingga Februari 2024.

“Memang di awal-awal sosialisasi pembangunan proyek tahapan awalnya ini itu sampai Desember 2023. Kemudian pemberitahuan berikutnya molor lah istilahnya sampai di akhir Februari untuk yang di sini,” ungkapnya.

Tenggat yang dijanjikan kembali tak ditepati. Hingga saat ini, Syaifudin mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut perihal target penyelesaian proyek itu.

“Belum, tidak ada (komunikasi lagi). Saya terakhir berkomunikasi bilangnya akhir Februari. Karena saya bilang saya dipertanyakan sama warga, saya yang ditanya kapan ini selesai. Akhirnya kita bertanya juga (ke kontraktor),” jelasnya.

Kendati begitu, Syaifudin berharap pekerjaan itu dapat segera selesai akhir bulan ini. Termasuk soal pengontrolan pekerjaan proyek setelah selesai nantinya.

“Pastinya ingin secepatnya selesai. Kemudian juga supaya dikontrol kembali penataannya, masih banyak juga setelah efek-efek proyek yang kurang perhatian kan tertinggal yang kemudian jadi pekerjaan rumah buat kita di wilayah,” harapnya.

“Kalau bisa ini masih ada waktu setengah bulan ya, penginnya akhir bulan ini selesai, biar bisa normal lagi,” lanjutnya.

Dihubungi terpisah, Ketua RW 004 Tanjung Barat, Sumartini, pun menyatakan hal senada. Dia mengaku mulanya proyek itu dijanjikan rampung akhir tahun lalu.

Namun dia menjelaskan terdapat kendala teknis dalam pengerjaan proyek polder itu. Dia juga memastikan terus mengontrol pengerjaan proyek di wilayahnya.

“Saya juga suka turun langsung survei. Tiap bulan saya selalu evaluasi ke kontraktornya, beliau selalu respons apa pun yang kita sampaikan,” kata Sumartini.

“Jadi memang ada hal yang menghambat, banyak kabel-kabel melintang yang nggak mungkin dan memang harus diamankan,” jelasnya.

Lebih jauh, Sumartini menyampaikan komunikasi terakhirnya dengan pihak kontraktor. Kontraktor, kata dia, berjanji mengupayakan proyek itu dapat rampung akhir bulan ini.

“Baru tadi saya komunikasi lagi sama beliau (kontraktor). Di akhir Maret mereka bilangnya (target penyelesaian proyek),” ucapnya.

“Saya sih penginnya sesuai apa yang mereka ucapkan, kalau di akhir Maret, ya selesai gitu kan. Tapi juga jangan karena pengin cepat, kerjaannya nggak maksimal,” pungkas Sumartini.

Kata Pemprov DKI

Pemprov DKI Jakarta angkat bicara mengenai hal itu. Dijelaskan bahwa proyek polder di Jalan Nangka Raya merupakan rangkaian dari upaya meningkatkan kapasitas saluran dan membuat konstruksi pintu air untuk mengatur aliran debit air oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI. Proyek itu mulanya direncanakan rampung pada akhir tahun 2023.

“Untuk Desember 2023 adalah waktu estimasi target awal perencanaan,” kata Ketua Subkoordinator Urusan Pengendalian Banjir Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ericson Indra Pulungan saat dikonfirmasi, Sabtu (16/3/2024).

Ericson mengatakan penyelesaian proyek itu tak bisa selesai sesuai perencanaan awal. Dia lantas menjelaskan kendala yang menyebabkan kemunduran waktu pengerjaan proyek tersebut.

“Estimasi waktu awal kontrak mundur dikarenakan keterlambatan proses tender. Dan kendala lapangan membuat keterlambatan,” jelasnya.

Dia tak menjelaskan lebih rinci perihal kendala yang dimaksudnya. Namun dia memastikan pengerjaan proyek tersebut masih berjalan hingga kini dan diupayakan dapat selesai pada April mendatang.

“Proyek masih dikerjakan, target akhir April sudah selesai. (Progres pengerjaan proyek) sekitar 90 persen,” pungkasnya. (d.c/Rino)