3 Gejala Umum Diabetes Tipe-2 yang Patut Diwaspadai

Jam : 07:36 | oleh -214 Dilihat
Ada tiga gejala umum alami penyakit diabetes tipe-2 yang patut diwaspadai. Apa saja?
Ada tiga gejala umum alami penyakit diabetes tipe-2 yang patut diwaspadai. Apa saja?

ToeNTAS.com,- Diabetes atau juga dikenal dengan penyakit gula merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) di atas batas normal.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Wismandari Wisnu, ada tiga gejala khas pada penyakit diabetes tipe-2 yang perlu dikenali sehingga bisa segera konsultasi dan melakukan langkah-langkah penanganan.

“Gejala yang paling mudah [dikenali] yakni berat badan turun tanpa penyebab yang jelas, sering buang air kecil (polidipsia), dan terus merasa haus (poliura). Kalau ada gejala seperti itu khas banget, mau usianya masih 12, 17 tahun periksa,” papar Wismandari, seperti dikutip Antara.

Lebih lanjut, Wismandari mengatakan bahwa tiga gejala ini juga perlu diwaspadai mereka dengan berat badan berlebih atau bahkan obesitas, berapa pun usianya.

Selain tiga gejala itu, diabetes juga dapat ditandai dengan gejala seperti:

– badan terasa cepat lelah
– kesemutan
– gatal
– pandangan kabur
– gangguan ereksi pada laki-laki
– gatal-gatal di kemaluan pada perempuan

Kemudian, bagi yang tidak merasakan gejala apa pun tapi sudah memasuki usia 40-45 tahun, maka sebaiknya segera periksa gula darah untuk memastikan kondisi gula darah normal.

“Kalau secara klasik tidak ada apa-apa, misalnya di usia 40-45 tahun, perlu cek, ada atau tidak ada gejala. Tetapi kalau ada gejala, berapa pun itu usianya, periksa,” ujar Wismandari.

Dia kemudian menyarankan pada mereka yang sudah telanjur terdiagnosis diabetes maka usahakan kondisinya terkontrol dengan baik, misalnya dengan hasil pemeriksaan HbA1C (hemoglobin A1c) di atas angka 6,5. Dia juga bisa kembali melakukan pemeriksaan rutin ke dokter setiap 3-4 bulan.

Namun, pada pasien yang masih baru terdiagnosis gula misalnya 200 miligram per desiliter (mg/dL) atau lebih dari itu, sebaiknya periksa kembali ke dokter pada bulan berikutnya.

“Kalau perlu bila ada gejala dua minggu kemudian suruh datang. Jadi, seberapa sering kontrol tergantung seberapa berat kondisi pasien, seberapa banyak yang dikeluhkan pasien. Semakin banyak, berat, maka semakin sering kontrolnya,” kata Wismandari.

Diabetes mengacu pada sekelompok penyakit yang mempengaruhi bagaimana tubuh menggunakan gula darah atau glukosa. Penyebab yang mendasari penyakit ini bervariasi menurut jenisnya (tipe 1 atau 2).

Wismandaro lantas mengingatkan, apa pun jenis diabetes, yang terjadi ialah kelebihan gula dalam darah dan hal ini akan memunculkan masalah kesehatan yang lebih serius salah satunya penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular sendiri termasuk salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada penderita diabetes. Mereka dengan diabetes dua kali lebih mungkin mengalami penyakit jantung atau stroke daripada seseorang yang tidak menderita diabetes.

Penyakit kardiovaskular yang sering terjadi sebagai komplikasi pada diabetes adalah penyakit jantung koroner (PJK), stroke dan penyakit arteri perifer (PAP).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan baru sekitar 25 persen penderita diabetes yang mengetahui dirinya menyandang diabetes.

Prevalensi penyakit ini pada penduduk berusia ≥15 tahun mencapai 10,9 persen atau hampir meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Menurut estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016, diabetes termasuk salah satu dari penyebab kematian terbanyak di Indonesia, berkontribusi 6 persen dari seluruh total kematian. (Kiki/cnni.c)